Kata Pengantar
Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, dengan limpahan rahmat, hidayah dan inayahnya semata, allhamdulillah saya dapat menyelesaikan tugas Sistam Informasi Manajemen dengan materi “SISTEM INFORMASI AKUTANSI” ini dengan baik. Tidak ada kemudahan kecuali terhadap sesuatu yang Engkau jadikan mudah, dan kesusahan boleh jadi Engkau jadikan sebuah kemudahan. Makalah yang bisa dikatakan masih jauh dari sempurna.
Untuk menambah kesempurnaan makalah tersebut, saya mohon kritik dan saran anda yang membina untuk menambah wawasan teman – teman pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Penganta…………………………………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………. 3
Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………. 4
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan………………………………………………….. 7
Tahapan Sistem Pendukung Keputusan………………………………………………………. 8
Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan…………………………………………………. 9
Tahap – tahap Pengambilan Keputusan……………………………………………………….. 10
Jenis Keputusan……………………………………………………………………………………………… 11
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan…………………………………………….. 12
Komponen Penyusun Sistem Pendukung Keputusan…………………………………… 15
Tingkat Teknologi Dalam Sistem pendukung Keputusan…………………………. 19
Sistem Pendukung Keputusan Beserta Kegunaannya
dengan Beberapa sistem lainnya………………………………………………………………….. 20
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………….. 27
PENDAHULUAN
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat didefinisikan sebagai suatu program komputer yang menyediakan informasi dalam domain aplikasi yang diberikan oleh suatu model analisis keputusan dan akses ke database, dimana hal ini ditujukan untuk mendukung pembuat keputusan (decision maker) dalam mengambil keputusan secara efektif baik dalam kondisi yang kompleks dan tidak terstruktur.
Sistem pengambilan keputusan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari totalitas system organisasi keseluruhan. Bahwa system oraganisasi paling tidak mencakup system fisik (system operasional), system manajemen (system keputusan), dan system informasi.
Organisasi yang bergerak dibidang produksi maupun jasa, tidak lepas dari problematika manajemen pada umumnya. Perubahan struktur pasar, produk, teknologi produksi, organisasi dan yang lainnyab terus terjadi sehingga berpengaruh pada kebijaksanaan manajemen yang dijalankan’salah satu kiat untuk menyiasati problematika tersebut adalah dengan mengembangkan serta meningkatkan potensi sumberdaya yang tersedia.
Oleh karena itu, penempatan dan pemanfaatan sumberdaya pada posisi yang tepat mutlak diperlikan. Dalam hal ini, pengelolaan dan pemberdayaan sumberdaya secara tepat sangat berperan karena merupakan suatu pendekatan strategis terhadap pendekatan kinerja organisasi. Untuk itu sangat diperlikan sebuah system pendukung keputusan yang efektif, yang tidak memisahkan antara manusia, sarana/prasarana, dan system manajemen secara keseliruhan agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Dalam menjaankan aktifitasnya, sekalipun didukung oleh potensi ekosistem dan eksesbilitas yang serba prospektif, namun disisi lain pemgambilan keputusan kerap dihadapkan pada masalah utama dalam penentuan masalah strategis yang sulit direalisikan akibat persepsi heterogen sejalan dengan kepentingan keputusan masing – masing individu / kelompok yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
Sementara itu system pengambilan keputusan merupakan bagian tak terpisahkan dari totalitas system organisasi keseluruhan. System organisasi paling tidak mencakup system fisik (system operasional), system manajemen (system keputusan), dan system informasi(suyadi, 1992.)
Sistem fisik (system operasional) mencerminkan proses transformasi dari input (masukan) menjadi output (keluaran) melalui serangkaian mekanisme/proses dengan melibatkan sumber daya manusia dan non manusia (mesin, uang, bahan baku, energy, informasi, dan lain – lain).
System manajemen yang tidak lain merupakan sistem yang menghasilakan keputusan – keputusan yang diperlukan guna menjamin kelancaran system fisik. Oleh karena itu system manajemen ini menghasilkan sejumlah keputusan, maka sering pula system manajemen ini disebut sebagai system keputusan.
Ketajaman keputusan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kelengkapan dan keakuratan informasi yang dilibatkan didalam proses pengambilan keputusan itu sendiri. Maka peranan system informasi sangat penting dalam menyediakan informasi pendukung keputusan. Informasi ini bisa bersifat vertical (top-down maupun botton-up), horizontal, ataupun diagonal.
Aliran informasi vertical secara top-down mencerminkan adanya informasi strategis yang diterjemahkan menjadi informasi taktis dan operasional. Aliaran informasi horizontal merupakan pertukaran informasi antar bagian atau fungsi yang posisinya secara structural berada pada tingkatan yang sama ; misalnya antar manajer produksi dan manajer keuangan. Aliran informasi diagonal bisa terjadi antara bagian atau fungsi – fungsi organisasi yang secara structural berbeda tingkatnya. Dari uraian diatas diperlukan suatu bentuk Sistem Pendukung Keputusan. Tujuannya adalah untuk membantu pengambil keputusan memilih berbagai alternative keputusan yang merupakan hasil pengolahan informasi – informasi yang diperoleh.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.
Sistem pendukung keputusan (decision support systems disingkat DSS) dapat diartikan sebagai bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan atau sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Menurut Keen dan Scoot Morton :
“ Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber – sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah – masalah semi struktur “.
Menurut Moore and Chang :
“ Sistem Pendukung Keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa”.
Dari beberapa pengretian diatas dibawah ini terdapat beberapa tahapan dan tujuan dari sistem pendukung keputusan. Sebagai berikut,
Tahapan Sistem Pendukung Keputusan :
• Definisi masalah
• Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan
• pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan
• menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase)
Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan :
• Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
• Mendukung manajer dalam mengambil keputusan
• Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan
Dalam pemrosesannya, SPK dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Tahap – tahap Pengambilan Keputusan
Dibawah ini tahap – tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
( Kadarsah, 2002:15-16 ), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
Jenis Keputusan
Keputusan – keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis, antara lain ( Herbert A. Simon ) :
Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
Keputusan Tak Terprogram
Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan diatas maka dapat ditentukan enam karakteristik dan nilai guna antara lain :
Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception.
Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan.
Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.
Dengan berbagai karakter khusus diatas, SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK yaitu ada empat, antara lain :
• SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
• SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
• SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
• Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas, SPK memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah :
• Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
• Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
• Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
• SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.
Jadi secara dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam proses pengambilan keputusan.
Komponen Penyusun Sistem Pendukung Keputusan
Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis sistem pendukung keputusan, antara lain :
Subsistem Manajemen Basis data (database),
Subsistem Manajemen Basis Model (modelbase),
Subsistem Pengolahan Dialog (userinterface).
Subsistem Manajemen Basis Data
Subsistem data merupakan bagian yang menyediakan data – data yang dibutuhkan oleh Base management Subsystem (DBMS). DBMS sendiri merupakan susbsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data – data yang merupakan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan dapat berasal dari luar lingkungan. Keputusan pada manajemen level atas seringkali harus memanfaatkan data dan informasi yang bersumber dari luar perusahaan. Kemampuan subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan, antara lain :
Mampu mengkombinasikan sumber – sumber data yang relevan melalui proses ekstraksi data,
Mampu menambah dan menghapus secara cepat dan mudah,
Mampu menangani data personal dan non ofisial, sehingga user dapat bereksperimen dengan berbagai alternatif keputusan,
Mampu mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas.
Subsistem Manajemen Model
Subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan alternative solusi. Intergrasi model – model dalam Sistem Informasi Manajemen yang berdasarkan integrasi data – data dari lapangan menjadi suatu Sistem Pendukung Keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.
Uraian diatas merupakan salah satu kekurangan dari subsistem msnajemen model , tetapi dari kelemahan tersebut terdapat pula Kelebihan atau Kemampuan subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan antara lain :
Mampu menciptakan model – model baru dengan cepat dan mudah,
Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat pemakai,
Mampu menghubungkan model – model dengan basis data melalui hubungan yang sesuai,
Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan database manajemen.
Subsistem Dialog
Subsistem dialog merupakan bagian dari Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem Pendukung Keputusan ditentukan dari kemampuan berinteraksi anatara sistem yang terpasang dengan user. Pemakai terminal dan sistem perangkat lunak merupakan komponen – komponen yang terlibat dalam susbsistem dialog yang mewujudkan komunikasi anatara user dengan sistem tersebut. Komponen dialog menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukkan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan. Adapun subsistem dialog dibagi menjadi tiga, antara lain :
Bahasa Aksi (The Action Language)
Merupakan tindakan – tindakan yang dilakukan user dalam usaha untuk
membangun komunikasi dengan sistem. Tindakan yang dilakukan oleh user untuk menjalankan dan mengontrol sistem tersebut tergantung rancangan sistem yang ada.
Bahasa Tampilan (The Display or Presentation Langauage)
Merupakan keluaran yang dihasilakn oleh suatu Sistem Pendukung Keputusan dalam bentuk tampilan – tampilan akan memudahkan user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap masukan – masukan yang telah dilakukan.
Bahasa Pengetahuan (Knowledge Base Language)
Meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user tentang keputusan dan tentang prosedur pemakaian Sistem Pendukung Keputusan agar sistem dapat digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap permasalahan yang dihadapi dilakukan diluar sistem, sebelum user menggunakan sistem untuk mengambil keputusan.
Hubungan antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar : Hubungan antara tiga komponen sistem pendukung keputusan
Tingkat Teknologi Dalam Sistem pendukung Keputusan
Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS),
Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generatorr),
Peralatan Sistem Pendukung Keputusan (DSS Tools).
Sistem Pendukung Keputusan Beserta Kegunaannya dengan Beberapa sistem lainnya, antara lain :
• Sistem Pendukung Keputusan Untuk Sistem Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity dan Service Level,
• Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk Memilih Mobil Bekas terbaik pada Situs Mobil Bekas dengan Menggunakan Metode Fuzzy Multi criteria Decision making (MCDM),
• Sistem Pendukung Keputusan Analisis Investasi dan Perluasan Usaha Peternakan Berbasis Web (Studi Kasus Peternak Lobster),
• Sistem Pendukung Keputusan Analisis Investasi Hotel dengan Metode Fuzzy Tsukamoto,
• Sistem Pendukung Keputusan Analisis Investasi Laundry dengan Metode Fuzzy Tsukamoto,
• Sistem Pendukung Keputusan Analisis Investasi Mini Game Center dengan Metode Fuzzy Tsukamoto,
• Sistem Pendukung Keputusan Analisis Investasi Warnet dengan Metode Fuzzy Tsukamoto,
• Sistem pendukung keputusan analisis usaha tani hortikultura,
• Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Kasus untuk Penatalaksanaan Pasien dan Penyakit Kardiovaskuler,
• Sistem Pendukung Keputusan Berinvestasi Rumah Berbasis Web Menggunakan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto (Studi Kasus xxx),
• Sistem Pendukung Keputusan dalam Menentukan Biaya Perawatan Mesin Produksi Makanan dengan Menggunakan Fuzzy Inference System,
• Sistem Pendukung Keputusan dalam Penentuan Harga Barang dengan Metode Dempster-Shafer (Studi Kasus Sarung Tangan),
• Sistem Pendukung Keputusan dalam Penentuan Pembelian Barang dengan Metode AHP (Analitic Hierarchy Process),
• Sistem Pendukung Keputusan dalam Penentuan Pembelian Barang dengan Metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) dengan Bobot Subyektif (Studi Kasus Pembelian Mobil),
• Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (Group Decission Support System),
• Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Efek Tingginya Total Penjualan pada Industri Kecil dengan Menggunakan Fuzzy Quantification Theory I,
• Sistem pendukung keputusan menentukan jumlah produksi menggunakan metode fuzzy associative memory (FAM),
• Sistem Pendukung Keputusan pada Situs Batik menggunakan Fuzzy metode MCDM Berbasis PHP,
• Sistem Pendukung Keputusan pada Situs Pencari Restoran Menggunakan Fuzzy Metode MCDM Berbasis PHP,
• Sistem Pendukung Keputusan Pembelian Mobil dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW),
• Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Berdasarkan Penilaian Kinerja Karyawan dengan Metode AHP (Analitic Hierarchy Process),
• Sistem Pendukung Keputusan Pemeliharaan Ikan Air Tawar Ekonomis
sistem pendukung keputusan pemilihan desain interior menggunakan metode analytical hierarchy process (ahp),
• Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Home Eksterior dan Interior Besi Tempa Menggunakan Fuzzy MCDM,
• Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Nama-nama Islami untuk Nama Orang dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP),
• Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Penerima Beasiswa dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Tsukamoto,
• Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Program Studi dengan Metode Analytical Hierarchy Process berbasis Web,
• Sistem Pendukung Keputusan Penanganan Kesehatan Balita,
• Sistem Pendukung keputusan Pencarian Tempat Bimbingan Belajar dengan Metode Tahani Berbasis WEB,
• Sistem Pendukung Keputusan Pendistribuan Zakat menggunakan Model Transportasi Berbasis WEB,
• Sistem Pendukung Keputusan Penentu Lama Waktu Exercise untuk Penurunan Kadar Lemak Tubuh dengan Fuzzy Inference System Metode Sugeno Berbasis Website Menggunakan PHP dan MySQL,
• Sistem Pendukung Keputusan Penentu Tingkat Resiko Hipertensi menggunakan Na'ive Bayesian Classification,
• Sistem Pendukung Keputusan Penentu Tingkat Resiko Obesitas menggunakan Metode Na'ive Bayesian Classification Berbasis WEB menggunakan PHP dan MySQL,
• Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Harga Barang Menggunakan Logika Fuzzy dengan Metode Sugeno (Studi Kasus Pigura Foto),
• Sistem Pendukung Keputusan penentuan Jenis Sakit Kepala dengan Menggunakan Metode MCDM,
• Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Industri di Kabupaten Kebumen Berbasis SIG,
• Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pembelian Laptop dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) berbasis Web,
• Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pemimpin Tingkat Menengah dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berbasis WEB,
• Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Porsi Dana Investasi Portofolio dengan Model Indeks Tunggal,
• Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Status Gizi dengan Metode K-Nearest Neighbor Berbasis SMS Gateway,
• Sistem pendukung keputusan pengembangan jaringan usaha untuk teknik pemasaran network marketing,
• Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Pengadaan Barang Berbasis Web dan Multimedia,
• Sistem Pendukung Keputusan Terapi Jus Buah dan Sayur untuk Penyembuhan Berbagai Macam Penyakit dengan Metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM),
• Sistem pendukung keputusan untuk analisis biaya/manfaat,
• Sistem pendukung keputusan untuk menentukan alternatif pengembangan produk menggunakan metode analitycal hierarchi process (ahp),
• Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan jenis tanaman produksi yang tepat dengan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) berbasis Web,
• Sistem pendukung keputusan untuk menentukan nilai mark up dalam mendapatkan harga penawaran pada sebuah kontraktor,
• Sistem pendukung keputusan untuk menentukan performance bidang studi/jurusan yang ada di UII menggunakan algoritma fuzzy c-means,
• Sistem pendukung keputusan untuk mensimulasikan masalah penugasan menggunakan sistem basis data fuzzy,
• Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pembelian Kamera Dengan Metode Dempster-Shafer,
• Sistem Pendukung Keputusan untuk Pemilihan Matakuliah pada Kartu Rencana Studi (KRS) menggunakan Logika Fuzzy,
• Sistem Pendukung Keputusan untuk Pemilihan Pembelian HP dengan Metode AHP Berbasis Web,
• Sistem Pendukung keputusan untuk pengedalian waktu kerja dengan metode PERT (program Evaluation review technique),
• Sistem Pendukung keputusan untuk pengedalian waktu kerja dengan metode PERT (program Evaluation review technique),
• Sistem pendukung keputusan untuk perkiraan hasil turnamen sepakbola dengan metode electre III,
• Sistem pendukung keputusan: penentuan reorder point stock obat pada instalasi farmasi rumah sakit pertamina balikpapan menggunakan metode economic order quantity (eoq) dan atau metode service level,
• Sistem Pengambilan Keputusan dengan Metode AHP (Analitical Hierarchy Process) untuk Penentuan Predikat Mahasiswa Berprestasi,
• Sistem Pengambilan Keputusan Penentuan Arsitektur, Interior Desain dan Furniture Rumah Berbasis Web (Studi Kasus CV. Atrium Utama Riau),
• Sistem Pengambilan keputusan Tender Proyek Dinas Penerangan Umum,
• Sistem Pengambilan Keputusan untuk Pemilihan Alat-alat bantu Kesehatan dengan Menggunakan Aplikasi Fuzzy Berbasis WEB.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, Ir. M,Ali Ramdhani, M.T, Sistem Pendukung Keputusan,PT Remaja Rosdakarya, Bandung ;1998
Drs. Ibnu Syamsi,S.U, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, Bumi Aksara, Jakarta ;1995
http://mitra-ti.blogspot.com/2010/01/sistem-pendukung-keputusan.html
id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pendukung_keputusan –
lissoi.multiply.com/journal/item/35 –
Diposkan oleh NUNUPEI_MAKINO di 02:06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar